Setiap Kutatap matanya, yang menyilaukan ribuan awan meski 'tak pernah terpendam dalam kalbu, rasa itu selalu hadir kembali. Semakin bertambah dan bertambah. 'Tak peduli siapa kamu dan bagaimana keadaanmu karena kamu adalah yang terindah. Walau mata ini sudah sangat ingin menjaga jarak pandang darimu, meski bibir ini 'tak mau menyebut namamu kembali, dan meski telinga ini sudah telah hilang kendali menjadi 'tak mau diatur oleh tingkahku, Namun percayalah bahwa hati dan jiwaku akan selalu menyertaimu.Tahukah kau betapa sakitnya harapan yang telah terputus ? Rasanya seperti jalan yang hampa. Sunyi, sepi, hening dan sendiri. Rasanya tak ada lagi guna untuk bermimpi dan berharap. Rasanya seperti terbuang dari lembah harapan dan keinginan akan kembali kepada mereka itu sudah 'tak ada guna lagi. Kata-kata mutiara bahkan 'tak dapat menembus dinding putus harapanku. Bahkan kepercayaan itu, kini sudah 'tak lagi muncul seperti pertama kita bertemu dulu. Dia mengalir layaknya satu rembulan yang kehilangan bintang dan awan. Terasingkan begitu jauh sama sepertiku. Terputus harapan darimu membuat asa ku semakin menebal 'tak karuan. Aku memang 'tak bisa jujur kepada perasaanku sendiri, bahkan aku mungkin adalah pengecut yang bersembunyi dari kenyataan bahwa aku mencintaimu. Namun aku selalu percaya pada keajaiban dari segala hal yang kupunya, karena mereka selalu ada dan menyertaiku mengelilingi bumi di otakku. Menyinari dia dalam keadaan gelap, memumpuni mereka saat mereka terlelap. Mengapa kamu 'tak pernah tau bahwa aku sangat mencintaimu bahkan semua kekuranganmu ? Apakah karena aku tidak SEMPURNA ? SESEMPURNA DIA yang ada saat kau senang dan bahagia ?